Mabar Kebersamaan di bulan Ramadan

Minggu, 03 Juni 2018 08:51:04

 

Majalahbulutangkis.com- Puasa bukanlah merupakan penghalang untuk tetap beraktifitas, termasuk berolahraga. Hal ini yang tetap dilakukan oleh komunitas bulutangkis Indonesia di bulan Ramadhan ini. Tiga komunitas bulutangkis yakni Masyarakat Bulutangkis Indonesia (MBI – Ponlab), Badminton Koeliner (Bakoel), serta Forum Tepok Bulu (FTB Chapter Betajagocipok), berinisiatif mengusung acara main bareng atau yang biasa disebut dengan Mabar sekaligus mengadakan acara buka puasa bersama.

Bertempat di Hall Candra Wijaya International Badminton Centre di kawasan Pondok Jagung, Tangerang Selatan, acara ini digelar pada hari Sabtu, 26 Mei 2018 dari pukul 19.00 sampai tengah malam.

Terasa hangat dan penuh persaudaraan pada acara buka bersama. Kantin yang terletak di lantai dasar menjadi riuh dengan berkumpulnya para pencinta bulutangkis sambil melepas buka puasa. Berbagai makanan dari kolak, siomay, nasi uduk, serabi, es buah dan lainnya tertata rapi. Semuanya ini merupakan donasi dari para peserta. Sambil menikmati hidangan buka puasa, para peserta berbincang akrab sambil sesekali bersenda gurau.

Lebih dari 60 peserta beserta keluarga datang di acara ini. Tak hanya dari Jakarta, peserta Mabar juga berasal dari beberapa kota di luar Jakarta. Tercatat nama Nawawi yang datang khusus dari Cilegon, Banten.

“Saya senang ikut acara ini. Biar jauh, tapi bisa tetap silaturahmi dengan teman-teman yang lain,” ujar Nawawi.

Juga member dengan nama samaran John Gun sengaja meluncur dari Cirebon hanya untuk berkumpul dan bermain dengan para penggila bulutangkis lainnya. Tak hanya itu, beberapa mantan pemain nasional seperti Wahyu Agung Setiawan, Andre Kurniawan Tedjono dan tentunya peraih medali emas Olimpiade Sydney 2000 sekaligus pemilik Hall, Candra Wijaya turut memeriahkan acara ini.

Panitia tak ingin suasana yang cair ini mengalir hambar tanpa rasa. Suasana pertandingan harus tetap hadir meski sebagian para peserta tidak dalam kondisi bugar karena siang harinya harus menjalani ibadah puasa. Empat grup sudah disediakan oleh panitia. Agar lebih bernuansa puasa, nama-nama grup sengaja dibuat dengan nama makanan. Ada Rendang, Tupat Sayur, Lontong Opor dan Semur. Empat grup inilah yang bertanding untuk bisa menjadi pemenang di acara ini. Dan sudah pasti para peserta terbagi rata masuk kedalam grup yang sudah dibuat panitia. Empat grup dibagi dalam dua pool, yakni A dan B. Para pemenang di pool A dan B akan bertanding ulang untuk memperebutkan peringkat satu dan dua. Sementara peserta yang kalah diadu untuk mencari peringkat ketiga dan juru kunci. Grup Lontong Opor akhirnya menjadi yang terbaik. Grup yang di motori oleh Wahyu Agung Setiawan ini menduduki peringkat pertama di atas Semur, Tupat sayur dan Rendang.

Memang tak ada hadiah untuk para pemenang. Tetapi panitia telah menyiapkan door prize yang disumbang dari peserta. Tercatat raket dan kaos Adidas, senar raket Kizuna dan juga raket Mizuno dilepas untuk pemenang doorprize.

Acara menjadi lebih meriah saat sang tuan rumah, Candra Wijaya turun bertanding pada partai eksebisi. Candra berpasangan dengan Tommy Wong yang merupakan peserta mabar melawan Andre Kurniawan Tedjono yang berpartner dengan Nawawi. Candra tetap bermain dengan kualitas supernya, meski sudah lama tidak mengayunkan raket dalam pertandingan resmi. Sudah bisa ditebak, Candra/Tommy muncul menjadi pemenang dengan skor 30-27.

Dalam sambutan penutup, Candra Wijaya memberikan apresiasi yang luar biasa atas terselenggaranya acara ini. Harapannya, dari komunitas inilah nantinya akan bisa memberi semangat bagi para pebulutangkis Indonesia agar bisa berprestasi lebih baik lagi.

“Terimakasih atas kedatangan teman-teman dari pecinta bulutangkis di tempat kami. Acara yang luar biasa. Semoga dari komunitas yang hadir di sini nantinya akan menjadi penyemangat kami para atlet,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Andre Kuriawan Tedjono. Atlet yang bernaung di bawah panji PB.Djarum ini berharap jika peminat olahraga bulutangkis tidak akan ada habisnya.

“Acara ini bagus. Dengan banyaknya komunitas bulutangkis, bisa ikut memajukan bulutangkis Indonesia. Jadi bulutangkis bisa hidup terus dan peminat bulutangkis di Indonesia tidak akan habis,” pungkasnya. (Arief Rachman)

« Back to News