Tim Thomas Indonesia Juara Grup A Usai Gebuk Korsel

Rabu, 11 Mei 2022 20:11:04

 

Majalahbulutangkis.com- Nasib Tim Piala Thomas Indonesia lebih baik daripada Tim Uber 'Merah Putih'. Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan mampu keluar sebagai juara Grup A. 

Pada partai terakhir fase grup Piala Uber 2022 yang digelar di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Rabu (11/5), Bilqis Prasista dan kawan-kawan tak berkutik di hadapan tim Jepang. Barisan pemain putri belia 'Merah Putih' menyerah 1-4 sehingga gagal menjuarai Grup A. 

Namun, berbeda dengan tim Thomas Indonesia. Ginting dan kolega menggebuk tim Korea Selatan dengan skor tipis 3-2. Tim Thomas 'Merah Putih' sempat tertinggal di dua partai pertama sebelum membalas dengan tiga kemenangan beruntun. 

Kekalahan Ginting sebagai tunggal pertama sepertinya tak mempengaruhi performa rekan-rekan yang bertanding sesudahnya. Pemain berusia 25 tahun dan berperingkat 5 dunia ini di luar dugaan takluk dari pemain berperingkat 31 dunia, Heo Kwang Hee, 16-21, 21-15, 21-14. 

Ini kekalahan pertama Ginting dari Heo setelah memenangi tiga benturan sebelumnya. Mirisnya, bagi Ginting, dari tiga partai yang sudah dimainkannya di Piala Thomas 2022, tak satu pun yang mampu dimenanginya. Di dua partai Grup A sebelumnya, ia kalah dari Loh Kean Yew (Singapura) dan Kunlavut Vitidsarn (Thailand). 

"Memang saya memiliki rekor bagus melawannya sebelumnya, tapi hasil pertandingan terakhir itu tak bisa jadi patokan. Karena itu, di pertandingan kali ini, siapa yang lebih siap, lebih pintar, dan lebih tepat dalam menerapkan strategi yang akan jadi pemenang," kata Ginting dikutip dari rilis Tim Humas dan Media PP PBSI. 

"Kecewa dan sedih juga saya tak berhasil ambil poin. Dari pertandingan awal, saya juga belum berhasil menyumbangkan poin untuk tim. Saya sebenarnya sudah mencoba yang terbaik untuk bisa dapat poin, tapi belum berhasil. Belum rezeki saya," tambahnya. 

Ginting tak menampik angin memang sangat mempengaruhi hasil pertandingan, tapi ia menolak menjadikannya alasan kekalahannya dari ketiga lawannya di Piala Thomas 2022. 

"Seperti pertandingan yang sudah-sudah, saya masih terkendala angin di sini. Namun, ini bukan jadi alasan kekalahan saya karena lawan juga mengalami hal yang sama. Cuma posisi menang angin atau kalah angin itu berpengaruh besar terhadap hasil pertandingan," ungkap Ginting. 

Korsel lantas unggul 2-0 berkat kemenangan Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae atas Mohammad Ahsan/Kevin Sanjaya Sukamuljo 21-18, 13-21, 21-12. Pelatih ganda putra PBSI, Herry Iman Piengardi, menyebut alasan Ahsan/Kevin diturunkan sebagai ganda pertama bukannya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. 

"Mereka yang paling baik dan siap. Kalau menaikkan Fajar/Rian sebagai ganda pertama, juga kans-nya 50-50. Apalagi terakhir di final Korea Open, Fajar/Rian juga kalah. Kans Fajar/Rian justru akan lebih besar prosentase menang kalau tetap jadi ganda kedua," jelas Herry. 

Ahsan/Kevin sesungguhnya tak bermain buruk. Herry menilai ganda anyar ini hanya sedikit goyah di pertengahan game ketiga sebelum interval. 

"Sebenarnya ada kans Kevin/Ahsan bisa menang. Di game ketiga, sudah unggul 8-4 dan tersusul. Kevin/Ahsan jadi goyang dan skor berubah jadi 8-11. Ketika pindah tempat, lawan menang angin dan semua polanya jadi berubah," ujar Herry. 

"Kita akui pasangan Korea itu juga bagus. Mereka layak diwaspadai. ini menjadi perhatian dan pekerjaan rumah kita. Ke depan, akan kita coba dengan ganda-ganda muda kita yang belum masuk tim ini," imbuhnya. 

Harapan muncul dari Shesar Hiren Rhustavito yang mampu memperkecil skor menjadi 1-2. Pemain berperingkat 28 dunia ini menggerus pemain berperingkat 270 dunia, Jeon Hyeok Jin, 19-21, 21-8, 21-12. Ini kemenangan pertama Vito setelah kalah di dua bentrokan sebelumnya dengan Jeon. 

"Kunci kemenangan saya adalah bermain sabar dan tak buru-buru menyerang. Saya harus bermain se-efisien mungkin. Tak terpancing bermain menyerang terus yang bisa menguras tenaga saya," kata Vito. 

"Ini untuk pertama kali saya tampil sebagai pemain tunggal kedua, sebelumnya saya selalu jadi tunggal ketiga. Saat tampil, posisi Indonesia tertinggal 0-2, ini tak membuat saya terbebani, tapi menjadi motivasi untuk bermain baik dan menang," tambahnya. 

Indonesia menyamakan skor 2-2 berkat kemenangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto atas Yong Jing/Na Sung Seung 23-21, 21-16. Fajar dan Rian mengakui bermain tenang menjadi kunci kemenangan mereka. 

"Kita cukup bermain lebih tenang dan lebih fokus ke pertandingan saja. Apalagi lawannya adalah pasangan muda yang bermain tanpa beban. Kami hanya bermain lebih fokus, tak boleh lengah, terutama di game kedua yang terus memimpin angka. Ketika tertinggal 19-20 di game pertama, kami hanya bermain lebih rileks dan tenang, tak boleh buru-buru," ungkap Fajar. 

"Kunci kemenangan tadi, kita mengandalkan defend-defend panjang. Begitu ada kesempatan balik serang. Itu kami lakukan di game kedua," ucap Rian menimpali. 

Di partai penentuan, Syabda Perkasa Belawa membayar tunai kepercayaan yang dibebankan kepadanya. Bermain sebagai debutan Piala Thomas, pemain berusia 20 tahun dan berperingkat 636 dunia ini mampu mengatasi perlawanan Lee Yun Gyu, yang berperingkat 604 dunia, dengan rubber game 21-14, 11-21, 21-16 dalam durasi 68 menit. Kemenangan Syabda memastikan Indonesia unggul 3-2 atas Korsel. 

Di perempat final, Kamis (12/5), Indonesia akan menghadapi lawan hasil undian yang dilakukan malam ini. Indonesia bakal bertemu dengan runner-up dari grup lain. Tak mustahil Ginting dan kawan-kawan bertemu lagi dengan Korsel. 

Tim Piala Thomas Indonesia vs Korea Selatan (3-2)
Anthony Sinisuka Ginting vs Heo Kwang Hee 16-21, 21-15, 14-21
Mohammad Ahsan/Kevin Sanjaya Sukamuljo vs Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae 18-21, 21-13, 12-21
Shesar Hiren Rhustavito vs Jeon Hyeok Jin 19-21, 21-8, 21-12
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto vs Yong Jin/Na Sung Seung 23-21, 21-16
Syabda Perkasa Belawa vs Yun Gyu Lee 21-14, 11-21, 21-16

(Indra)

Sumber foto: PP PBSI